Rabu, 01 Juni 2011

Seandainya Pak Dokter Jadi Saya

Terdapat sepucuk surat dari pasien yang ditempel di Mess, tempat para koas tinggal bermalam. Surat itu berisi demikian:

"Halo Pak dokter, koas yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik. Apa kabarmu hari ini? Putih baju yang kamu pakai, hatimu seputih bajumu kah? tolong aku dong, lepaskan aku dari terali besi ini dan pulangkan saya dari sini. Saya sudah rindu setengah mati dengan suami saya yang saya sayangi, sampai ajal menjemput dan akan hidup lagi. Seandainya Pak dokter jadi saya, apa bisa pak dokter menjalani hidup ini? Cobaan demi cobaan silih datang berganti. Dari saya kecil hingga dewasa sudah menjalani hidup juga saya disini. Apa sih salah saya sama orang-orang yang iri dan dengki pada saya hingga begini nasib saya. Yang saya terima, untung juga saya masih punya Tuhan yang melindungi saya dari godaan setan dan iblis. saya kini tak percaya sama manusia-manusia penyembah setan. Yang saya percaya hanya Tuhan satu karena Tuhan ada dimana-mana, yang penting Tuhan itu ada di dalam hati saya yang putih tak ternoda. Terima kasih atas kunjungannya kesini, ruangan Drupadi ini. Mudah-mudahan kebaikan kalian dibalas oleh Tuhan yang Maha Esa Maha Kuasa Maha Pengasih Maha Penyayang. Besok-besok disambung lagi."