Selasa, 31 Mei 2011

RSJ Bangli

Rumah Sakit Jiwa, banyak orang mengecap tempat itu sebagai tempat "orang-orang gila". Stigma itu memang sesuai kenyataannya. RSJ Bangli adalah RSJ terbesar di Pulau Bali, dan menjadi Pusat Penelitian Psikiatri di Indonesia. Jadi tempat ini berkumpulnya berbagai Universitas di Indonesia, bahkan di luar negeri untuk meneliti mengenai "penyakit jiwa". Sekitar 200-250 pasien dirawat di tempat ini. Aku ditugaskan di tempat ini selama 1 minggu. Setiap hari pukul 07.30 WITA diadakan "apel" pagi. Itu sejenis upacara, padahal kalo di Jawa apel itu artinya pacaran. Setiap wakil dari pegawai, suster, dokter, atau koas wajib lapor ke komandan/ketua apel pagi. Melaporkan jumlah anggota yang sudah hadir di hari tersebut. Setelah apel selesai, dilakukan "morning report", laporan jaga pagi. Jadi koas yang jaga di IRD (Instalasi Rawat Darurat) wajib melaporkan keterangan pasien yang datang. Setelah itu, bertugaslah ke poliklinik sampai jam 1 siang. rata-rata pasien yang datang ke poliklinik sekitar 10-15 orang. Keluhan pasien sangat beragam, mulai dari yang depresi, cemas, tapi sebagian besar adalah pasien skizofrenia (orang gila). Kadang aku tertawa dalam hati melihat tingkah laku pasien skizo hebefrenik (salah satu tipenya). Mereka berperilaku seperti anak kecil dan bermain-main tanpa tujuan. Namun, aku agak takut ama pasien skizo paranoid, mereka sangat curiga terhadap orang lain. Tatapan matanya tajam, dan pandai berbohong untuk menutupi sesuatu dalam dirinya.

   

Setelah stase di Poliklinik, aku melakukan follow up pasien di ruangan tempat mereka dirawat. Aku bertugas di Ruang Dharmawangsa bersama temanku Clara. Kami berdu sama-sama bermata sipit dan berkulit putih, jadi waktu kami masuk ke ruangan, mereka heboh dan langsung tertarik dengan kedatangan kami. Berikut percakapan kami yang cukup menarik:
Pasien :Dokter! Dokter! dari China yaa?
Clara: Endak, dari Indonesia
Pasien : Dokter, asala darimana?
Kita : dari Jakarta
Pasien : oooohhh, dokter! saya punya tabungan di Jawa 5 Juta!!
Pasien yang lain: Dokter! saya punya 20 Juta!!
Pasien yang lainnya: Saya! Saya! 500 juta!!
Pasien : Dokter, mau gak nikah sama saya?????
Clara: ENDAK!!!!






Hahahaha, meskipun Clara jawab endak, mereka gak marah. Karena pasien seperti itu sangat jujur dan tidak gampang tersinggung. Mereka lucu-lucu, penampilan mereka sama seperti manusia normal, hanya saja mereka "sakit". Beberapa di antaranya dilepaskan dari jeruji/sel dan dibiarkan jalan-jalan di halaman karena dirasa tidak membahayakan orang lain. Clara, ia bawa permen Rel*xa, pasien-pasien itu minta rokok ke kami, tapi kami cuma bawa permen. Setelah mereka berebutan saat kita beri permen, mereka cemberut,"Lho kok bukan permen k*piko??", kata Clara:" iya! biar mulut kalian ga bau!". Hahahaha, mereka juga ketawa :)